Untuk apa kita mempelajari filsafat? Kenapa kita tidak langsung saja merujuk kepada Rasulullah, apakah beliau juga berfilsafat atau tidak? Kalau memang berfilsafat maka apa yang dinyatakan oleh Ibnu Rusyd benar. Sebagaimana pernyataan Ibnu Rusyd bahwa filsafat merupakan shina’ah (seni atau kria) manusia yang paling luhur. Sebab, filsafat membawa atau mengajarkan pengetahuan tentang sang Maha Esa. Sebab, filsafat “memberi jalan” bagi terbentangnya kebenaran menuju sang Mahabenar. Sehingga kita tak perlu ragu untuk mempelajarinya sekalipun bersumber dari khazanah orang lain.
Lalu, kalau Rasul ternyata tidak berfilsafat maka Ibnu Sholah yang harus kita setujui. Sebagaimana pernyataanya bahwa barang siapa yang berfilsafat, butalah hatinya dari kebaikan-kebaikan syariat yang suci, yang didukung oleh dalil-dalil yang jelas dan bukti-bukti yang cemerlang. Dan barang siapa yang berfilsafat, berarti ia telah berteman kehinaan, tertutup dari kebenaran, dan terbujuk oleh rayuan setan.